RSS

Aksi World Cleanup Day 2020 di Sabang

World Cleanup Day 2020 adalah merupakan gerakan serentak bersih-bersih dan pilah sampah terbesar didunia yang dilaksanakan pada satu hari di seluruh dunia, dengan tujuan menyatukan umat manusia dari berbagai budaya, agama dan ras untuk membersihkan dunia dari permasalahan sampah kini gerakan ini sudah diikuti oleh jutaan orang di dunia dan termasuk di Indonesia.

World Cleanup Day Indonesia (WCDI) diselenggarakan pertama kali pada tahun 2018, diperkenalkan oleh Let’s Do It Indonesia yang merupakan organisasi di bawah jaringan Let’t Do It World sejak tahun 2014.

Indonesia merupakan salah satu negara dari 180 negara yang terlibat dalam WCD dengan menorehkan sejarah dengan menjadi negara pemimpin cleanup terbesar di dunia dua tahun berturut-turut (2018, 2019).

Di tahun 21 september 2019, Indonesia memimpin gotong royong bebersih sampah terbesar di dunia dengan melibatkan 9.539.315 relawan dan membersihkan 15.382.865 Kg sampah.

19 september 2020 merupakan hari puncak bebersih sedunia bersama, maka Yayasan Coral Oasis bersama Forum Komunitas Peduli Wisata Nemo ikut andil berpartisipasi di acara tersebut dengan memilih 2 lokasi aksi bebersih sampah, yaitu: Pantai Teupin Cirik dan Pulau Klah yang berada di Desa Krueng Raya, Sabang.

Aksi WCD2020 melibatkan para relawan dari unsur:
1. Forum Komunitas Peduli Wisata Nemo, Krueng Raya
2. Yayasan Coral Oasis
3. Diveshop Rubiah Tirta Divers
4. The Hawk Nest
5. Ibu-ibu PKK Krueng Raya
6. Akademi Keperawatan Ibnu Sina Kota Sabang
7. Babinsa Gampong Krueng Raya
8. Mitra Abadi

Untuk agenda acara aksinya dibagi 2 dua sesi, yaitu:

– Pagi dimulai jam 11:30 WIB s.d 12:30 WIB, Membersihkan sampah di sepanjang Pantai Teupin Cirik, Sabang.

– Siang dimulai jam 14:00 WIB s.d 17:00 WIB, Membersihkan sampah di sepanjang pantai dan laut di Pulau Klah, Sabang .

Jumlah Sampah yang terkumpul sekitar 30 kantong. Dengan dominasi karakteristik sampah;

1. Plastik bungkusan makanan
2. Plastik botol minuman kemasan
3. Syterofoam
4. Pipet minuman
5. Tali
6. Jaring keramba
7. Ban kendaraan
8. Puntung plastik
9. Bukusan permen

Sampah yang sudah dikumpulkan di dua lokasi diangkut ke tempat pembuangan akhir. kondisi pandemi COVID-19 yang belum mereda di Indonesia, relawan tetap di himbau menerapkan protokol kesehatan yang berlaku selama kegiatan.

Dokumen aksi WCD2020: https://drive.google.com/folderview?id=1XzC40zXxHxSvBy052Cljxse2TGY-X0-8

 
 

Tags:

Aksi Membersihkan Sampah di Pulau Klah

Dalam mempererat silahturrahmi antar pengurus forum komunitas pemuda desa, pada hari Jum’at 24 Juli 2020 melalui Forum Komunitas Peduli Wisata Nemo (FKPWN) Krueng Raya-Sabang, melakukan aksi pembersihan sampah di lokasi Pantai Teupin Cirik dan Pulau Klah.

Pantai Teupin Cirik dan Pulau Klah berada di wilayah kerja Pemerintahan Desa Krueng Raya dekat Pulau Weh Sabang, Sumatera Utara. Selama pandemik wabah Covid-19, kedua lokasi ini terkenal sebagai tempat untuk berwisata dan rekreasi.

Pulau kecil yang tidak berpenghuni ini meskipun ukurannya kecil, namun menawarkan pemandangan alam yang luar biasa yang tidak bisa dilewatkan oleh wisatawan. Banyak pohon lebat tumbuh di dekat pantai sangat cocok untuk menghabiskan akhir pekan .

Karena banyaknya tamu yang berkunjung berwisata, kesadaran untuk berbudaya bersih sampah agak kurang sehingga sampah berserakan dimana-mana. Kurangnya perhatian membuat pulau ini sedikit hilang pesona keindahanya.

Aksi pembersihan sampah yang dicanangkan oleh forum ini, mendapat dukungan positif dari Yayasan Coral Oasis melalui program kampanyenya “SAVE CORAL PULAU WEH”. Dengan membuat tempat sampah dari drum bekas oli dan kebutuhan untuk pembersihan sampah di pantai dan dalam laut.

Aksi ini juga mendapat izin dan dukungan dari Perangkat Desa, Bhabinkamtibmas/Babinsa Desa, Panglima Laut, Mahasiswa Universitas Soedirman, Mahasiswa Universitas Negeri Padang dan masyarakat setempat. Mereka juga terlibat langsung dalam membersihkan sampah di sepanjang pantai dan pulau.

Sampah yang dikumpulkan oleh relawan darat dan laut berjumlah 20 kantong sampah/karung. Sampahnya berupa: Botol minuman plastic, Popok bayi, Styrofoam makanan, Bungkusan plastik makanan, Tutup botol plastic, Pipet minuman, Puntung rokok, Tali pancing, Tali nilon, Jaring/net. Semua sampah diangkut dan dibuang ketempat pembuangan sampah akhir.

Penting untuk kita untuk selalu menjaga kebersihan dan juga mulai memiliki perilaku dalam mengurangi penggunaan plastik sekali pakai pada saat berwisata. Kesadaran ini harus selalu diterapkan.

Dokumen aksi: https://drive.google.com/folderview?id=1Ij1k5-bMV7N0chnZi0cLhpqYp1APfncK

 
 

Tags:

Peringatan Hari Laut Sedunia 2020 ditengah pademik Covid-19

IMG_20200609_153350

Memperingati hari laut se dunia atau World Oceans Day 2020, Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kota Sabang, bekerja sama dengan BKSDA Aceh, Wildlife Conservation Society (WCS) Indonesia Program, gelar aksi pembersihan pantai dan alam bawah laut.

Penanggung jawab aksi Underwater Cleanup World Oceans Day 2020 Ahmad Mukminin, yang juga penjabat Aceh Marine Project Coordinator WCS Indonesia Program kepada RRI mengatakan, selain sebagai aksi peduli akan laut di Indonesia dan Sabang pada khususnya, kegiatan ini juga merupakan upaya menyuarakan kepada halayak ramai, bahwa Sabang siap menyambut tatanan kehidupan baru, khususnya di bidang pariwisata.

Peringatan Hari Laut Sedunia di Aceh tahun ini mengangkat tema “Laot Ta Jaga, Masyarakat Sejahtera” (Laut Kita Jaga, Masyarakat Sejahtera). Tema ini bertujuan menyadarkan para pihak tentang arti penting laut dan sumberdayanya bagi kehidupan masyarakat Aceh, baik dari segi ekonomis maupun ekologis.

“Kegiatannya ada dua, yang pertama itu clean-up dan pembersihan daratan Pulau Rubiah. Pelaku wisata sangat antusias untuk ini. jadi selain untuk mengkampanyekan jaga laut, tapi juga menginformasikan bahwa pariwisata Sabang siap beradaptasi dengan situasi saat ini, menuju kondisi New normal,” terang Ahmad Mukminin, Senin (08/06/20).

Hal serupa juga diutarakan kepala bidang kelautan, Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Sabang, Erry Wahyudi Daud. Melalui hari laut se- dunia tahun 2020 ini, dia mengajak setiap instansi untuk lebih perduli akan kelestarian alam laut di Kota Sabang, melalui fungsi dan kewenangan masing- masing.

“Selama setelah beberapa bulan pandemik covid-19, sehingga kita tutup wisatanya, jadi ini awal untuk kita berjuang kembali membangun Sabang yang lebih baik lagi. Saran kita dinas terkait sama- sama lah kita membuat himbauan kedai dekat pantai. Karena sampah yang kita dapatkan ini rata- rata sampah dari pengunjung yang dibuang sembarangan. Jadi ini PR buat kita semua,” ujar Erry.

Sementara itu, Keuchik (kepala desa) Iboih Iskandar selaku penguasa wilayah sangat mengapresiasi kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Sabang, bersama Wildlife Conservation Society (WCS) Indonesia Program ini.

“Itu semua kami memang sangat berharap atas dukungan dari semua pihak dikarenakan belakangan ini kita sangat prihatin. Selama ini laut kita hanya mengambil hasil saja. Sedangkan perawatan laut kurang. Makanya dengan adanya dukungan seperti ini kami sangat terima kasih,” ungkap Iskandar.

Selain mendapatkan dukungan dari masyarakat setempat, Aksi yang difokuskan di Pantai Iboih, Pulau Weh itu mendapatkan dukungan dari berbagai pihak lainnya, seperti Dinas Pariwisata, Aceh Coral Conservation, Yayasan Coral Oasis, Genpi, RAPI Kota Sabang, Rubiah Tirta Divers, Pulau Weh Dive Resort, Iboih Dive Center, Lumba-lumba Dive Center, Monster Dive Center dan unsur media. Kegiatan tersebut juga turut dihadiri Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Kota Sabang Ferdiansyah, S. Kel.

 
 

Konservasi Laut Membuat ‘Rumah Nemo’ di Perairan Pantai Teupin Cirik, Krueng Raya, Sabang

20200405_172737_0000

Melalui wadah Perkumpulan Forum Komunitas Peduli Wisata Nemo (FKP-Wisata Nemo) yang dibentuk oleh masyarakat lokal yang peduli akan wisata kampung, Yayasan Coral Oasis dengan kampanye “SAVE CORAL PULAU WEH” turut mendukung satu kegiatan konservasi laut berkonsep ‘Kampung Nemo’ yaitu dengan cara membuat rumah tiruan untuk Ikan Nemo.

Rumah tiruan yang sudah dibuat bisa dijadikan sebagai salah satu ikon produk pelancongan wisata bahari snorkeling dan selam (diving) yang baru di perairan pantai Teupin Cirik-Kampung Krueng Raya.

Rumah tiruan Ikan Nemo dibuat dengan menggunakan semen dan diletakkan di kedalaman 5 s.d 12 meter dari permukaan laut.

Penggunaan rumah tiruan yang direka khas ini adalah bertujuan untuk menyediakan habitat baru bagi kehidupan marina sehingga memungkinkan pertumbuhan semula ekosistem laut untuk karang berkembang dalam keadaan terbaik.

Tujuan utama dalam aksi konservasi ini adalah adanya keterlibatan aktif masyarakat lokal untuk memastikan ekosistem hidupan laut ini terus terpelihara dengan inisiatif tanggungjawab sosial warga setempat dalam menjaga alam sekitar melalui jalinan kerjasama.

Forum Komunitas Peduli Wisata Nemo (FKP-Wisata Nemo) juga berharap inisiatif ini dapat mendidik dan memupuk kesadaran di kalangan masyarakat setempat, pengunjung pantai Teupin Cirik, para nelayan, penikmat wisata snorkeling dan para penyelam untuk selalu menjaga kebersihan dan menghargai keindahan perairan.

Kampung Nemo mempunyai potensi besar untuk dijadikan daya tarik pelancong dari dalam dan luar negari yang berminat dengan kegiatan scuba dan penyelidikan dasar laut khususnya.

Ikon tersebut dapat menambah nilai komersil di kawasan sekitar dan sekaligus mampu meningkatkan sumber ekonomi penduduk setempat.

Sudah menjadi tanggungjawab kita bersama untuk memastikan ekosistem hidupan marina ini senantiasa terpelihara dan dimanfaatkan secara berkelanjutan oleh masyarakat setempat.

Dokumentasi aksi silahkan klik tuatan ini »» https://drive.google.com/folderview?id=1cI_R7LQJ9f_Kd2gtqdZ1CE3TA_-WgrbA

 
 

Aksi Pembersihan Pantai

IMG_20200126_215251_1

Projek pembersihan kawasan pantai wisata Gampong Iboih kali ini dari relawan UTP Scuba Diving Club, Mewakili Universiti Teknologi Petronas (UTP) yang akan melakukan pembersihan pantai dalam ekspedisi menyelam di Pulau Weh pada tanggal 16-19 Januari 2020.

UTP Scuba Diving adalah merupakan sebuah club di bawah pengawasan UTP Kurikulum unit dan Jabatan Sukan dan Rekreasi.

Tujuan melakukan kegiatan pembersihan pantai karena ingin memberikan penyadartahuan sekaligus aksi bersama dengan  masyarakat setempat untuk memelihara kebersihan laut demi kepentingan generasi akan datang.

Untuk mensukseskan Project CSR dari UTP Scuba Diving Club difasilitasi oleh diveshop Rubiah Tirta Divers dan Yayasan Coral Oasis dalam melaksanakan aksi. Untuk lokasinya di mulai dari sepanjang Pantai Teupin Seurikui sampai Penginapan Yulia, Gampong Iboih.

Dalam aksi ini relawan mengumpulkan sampah non organik sebanyak 25 karung yang dikumpulkan di dalam karung goni beras berukuran 15kg. Untuk sampahnya terdiri dari: botol minum kemasan plastik, botol minuman kaleng, kaleng cat, gelas plastik, kantong plastik, bungkusan makanan ringan, sterofoam, pipet.

Bahkan kami juga menemukan peralatan eletronik seperti kipas angin dan peralatan radio. Kemudian sampah yang paling sering dijumpai juga banyak seperti puntung rokok, tali, bekas jaring dan lainnya.

Dengan aksi kecil ini, setidaknya warga dapat lebih menjadi tanggungjawab terhadap sampahnya hingga tidak sampai banyak mencemari lautan dan pesisir.

Sampah yang mencemari lautan pastinya juga akan berdampak buruk pada ekosistem dan juga biota bawah laut. Mengingat warga sekitar pun banyak menggantungkan hidupnya pada laut dan kawasan pariwisata pesisir .

Disamping itu juga, klub ini mempunyai objektif untuk membawa dan mepromosikan UTP sebagai salah satu universitas yang tersohor di Malaysia.

Sehingga bisa berkoloborasi melalui program CSR dan dengan Universitas atau komunitas lain yang ada di Sabang dan Aceh. Semoga aksi dan kegiatan untuk kebersihan lingkungan pesisir dan laut bisa rutin di lakukan.

Link tautan dokumentasi aksi: https://drive.google.com/folderview?id=1QqVAr7AjrgEUpyCR03qx9xZREUk9SDzn